Selain Dihafal, Menag Harap Al Quran Dipelajari dan Dipahami

By Admin

nusakini.com--Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menutup Musabaqah Hafalan Al Quran Dan Hadis (MHQH) Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz Alu Suud Tingkat Nasionl ke-9. Menag mengucapakan selamat kepada para peserta, terutama yang telah menjadi juara. 

Namun demikian, Menag mengingatkan bahwa Al Quran dan hadits tidak cukup dihafal. Lebih dari itu, umat Islam juga harus mempelajari dan memahami ilmu-ilmu keagamaan yang berkaitan dengan Al Quran dan Hadits. 

Menurut Menag, pemahaman terhadap Al Quran dan Hadits merupakan fondasi untuk membangun kehidupan beragama bagi umat Islam dari masa ke masa. Spirit yang diketengahkan Al Quran dan Hadits adalah semangat persatuan, persaudaraan, perdamaian, menegakkan keadilan dan kebenaran, serta islah menuju perbaikan. 

Menag menilai MHQH ini sangat bermanfaat dalam rangka memelihara kecintaan dan kesadaran umat Islam untuk terus mendalami esensi, makna dan hikmah yang terkandung di dalamya. "Gema musabaqah ini diharapkan memberi dampak sosial dan sentuhan syiar dakwah yang berkesan kepada masyarakat dan bangsa yang penuh dinamika dan tantangan dewasa ini," ucap Menag, di Auditorium HM Rasjidi Gedung Kemenag Jl. MH Thamrin Jakarta, Kamis (16/03). 

Dikatakan Menag, umat dan warga bangsa memiliki tugas dan kewajiban dalam mengawal moral bangsa di era globalisasi. Karena itu, di tengah arus pergeseran nilai, norma, dan prilaku masyarakat, nilai -nilai islami dan spirit Qurani perlu dipegang sebagai rujukan utama, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sosial, maupun dalam tataran kehidupan bangsa dan negara. 

"Salah satu tantangan permasalahan yang perlu mendapat perhatian kita bersama saat ini adalah upaya membentengi generasi muda muslim dengan penanaman aqidah yang lurus dan pemahaman beragam yang benar," tambahnya. 

Menag menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Kerajaan Arab Saudi atas kerjasama dan dukungan yang diberikan untuk terselenggaranya MHQH. Menag berharap penyelenggaraan MHQH lebih ditingkatkan dan diperluas, sehingga makin meneguhkan hubungan persahabatan Indonesia dan Arab Saudi. 

Duta Besar Saudi untuk Indonesia, Osama Mohammad Abdullah Al-Shuaibi, menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat syiar Islam melalui kerjasama dengan Kementerian Agama. "Perhelatan ini adalah momentum bagi kedua negara untuk meneguhkan nilai-nilai islam rahmatan lilalamin. Ke depan kami berharap dapat meningkatkan kualitas penyelenggaran event musabaqah ini," ungkapnya. 

Penutupan MHQH tingkat Nasional ke-9 ini dihadiri juga oleh Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Duta besar negara negara sahabat, dan pejabat Eselon II Ditjen Bimas Islam. 

MHQH berlangsung sejak 13 Maret 2017. Diikuti 160 orang peserta dari utusan provinsi dan pesantren, perlombaan dibagi dalam empat golongan, yakni hafalan 10, 15, 20, dan 30 Juz, dan kategori Hadits Nabawi. Selain itu, mulai tahun ini juga dibuka kelompok putri. Sebanyak 30 peserta berlomba pada tiga cabang yang berbeda, yaitu 10, 15, dan 20 juz. (p/ab)

Berikut ini daftar juara MHQH Tingkat Nasional ke-9 yang dibacakan oleh Ketua Dewan Hakim, KH Ahsin Sakho Muhammad: 

Pertama, Kelompok Putra 

1. Cabang 10 juz: Abdurahman Fadholi (I/LPTQ Sulawesi Tenggara), Habiburahman (II/Pesantren Darul Aman Makasar), Umar Rois Hisyam (III/LIPIA Jakarta).

2. Cabang 15 juz: Salman Mubarak (I/Pesantren al Irsyad Semarang), Muh. Alfath (II/Pesantren Al Matlu Sukabumi), dan Muh. Fathi Mubarok (III/ Pesantren Husnul Khatimah Kuningan, Jawa Barat).

3. Cabang 20 juz: Nurhasan Fadil (I/LPTQ Jawa Timur), Andika Prayoga (II/LPTQ Riau), dan Deden Setiawan (III/LPTQ Jakarta).  

4. Cabang 30 Juz: Zulfiyandi (I/Aceh), Muh. Sabililhak (II/Sulawesi Selatan), dan Khoirul Lisan (III/Pesantren Manbaul Ulum, Serang, Banten).

Kedua, Kelompok Putri 

1. Cabang 10 Juz: Ilfi Zakiah Darmanita (LPTQ DKI Jakarta)

2. Cabang 15 Juz: Siti Nadlifah (IIQ Tangerang)

3. Cabang 20 Juz: Ayuna Faizatul Fiqriyah

Ketiga, Cabang Hafalan Hadits: Lalu Wahyu Khoirul Bahtiar (I/LIPIA, Jakarta), Muh. Ainul Hakim (II/Pesantren Nurul Hakim Provinsi NTB), dan Lukman Jazaul Ihsan (III/ Pesantren Imam Bukhori, Karanganyar, Jawa Tengah).